Bupati Nabire Mesak Magai: Dana Kampung Harus Dikelola dengan Baik Demi Pembangunan dan Kesejahteraan Warga
Tifacenderawasihnews. Com
TCN || Nabire – Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si., menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menyerahkan Dana Kampung secara langsung dan disaksikan masyarakat. Hal ini disampaikan saat penyerahan Dana Kampung bagi tiga distrik kepulauan yang dipusatkan di salah satu Distrik Kepulauan Moora, Kampung Mambor pada Jumat ( 5/9/2025 )
“Semua kepulauan desa ada di kampung ini, dari ke tiga distrik, Moora, Wapoga dan Napan. kita serahkan langsung disaksikan oleh masyarakat. Oleh sebab itu, kami harapkan dana ini benar-benar dikelola dengan baik di kampung masing-masing untuk membangun kampungnya,” ujar Bupati.
Dalam arahannya, Bupati menekankan agar Dana Kampung tidak hanya difokuskan pada pembangunan fisik, tetapi juga pada program prioritas seperti penanganan stunting, pengembangan posyandu, PAUD, serta pelayanan dasar lainnya.
Ia menjelaskan bahwa penyaluran Dana Kampung akan dilakukan secara bertahap ke seluruh distrik di Kabupaten Nabire. “Hari Selasa kita akan antar ke 2 Distrik yaitu Siriwo, dan Uwapa. Rabu di Makimi, Distrik Teluk Kimi, dan Distrik Nabire. Kamis kita lanjut ke Nabire Barat, Yaur, Dipa, dan Menou. Semua kita lakukan agar masyarakat dapat menyaksikan langsung penyerahan dana ini,” jelasnya.
Mesak Magai menyebut langkah ini merupakan terobosan baru setelah sebelumnya Kabupaten Nabire sukses melaksanakan pemilihan kepala kampung serentak tahun 2022. Ia menegaskan, Bank Papua sebagai mitra penyalur dana juga wajib mengantarkan Dana Kampung langsung ke desa-desa.
Dalam visi pembangunan Kabupaten Nabire, Bupati membagi daerah ke dalam tiga zona:
Zona Pesisir dan Kepulauan dengan potensi utama perikanan dan nelayan.
Zona Perkotaan yang terdiri dari lima distrik, dengan fokus pada perdagangan, pertanian, peternakan, dan jasa.
Zona Pegunungan yang diarahkan pada pengembangan kopi, kakao, bawang merah, dan bawang putih.
Namun, ia menyoroti adanya distrik pegunungan yang masih terisolir, dengan jumlah penduduk sangat minim. Menurutnya, generasi muda lebih banyak tinggal di perkotaan, sehingga masyarakat pegunungan perlu diarahkan untuk tinggal di sekitar jalan Trans Nabire agar bisa mengembangkan usaha pertanian dan peternakan.
“Daripada anak muda tidak jelas aktivitasnya di kota, lebih baik kita siapkan mereka di sepanjang jalan Trans untuk tanam cabai, bawang, sayuran, dan pelihara ternak. Tahun 2024 lalu kita mengalami krisis produksi, sampai harus datangkan cabai dan bawang dari luar daerah. Ini tidak boleh terulang,” tegasnya.
Bupati juga mengingatkan agar masyarakat Nabire memanfaatkan potensi yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Saya tekankan, asap dapur harus keluar dari hasil kebun, bukan dari uang pinjaman atau hasil yang tidak jelas. Dengan begitu, kita bisa membangun kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat secara mandiri,” pungkas Mesak Magai.
( ICL )
Tinggalkan Balasan